Rabu, 29 Juni 2011

Hey You :)

Hai, Sepertinya mulai saat ini akan ada hal - hal  lain yang kutulis untukmu. Entahlah.
Mungkin karena dadaku terlalu sesak, dipenuhi segala rasa yang berkecamuk tentangmu.
Benci.
Kasih.
Rindu.
Mungkin kutulis semuanya dalam bentuk tulisan karena ingin semua rasa itu terurai satu demi satu. Hingga suatu hari semua kosong.

Segala tentangmu.

Iya, benar, ada secarik benci di sini.
Dan jangan harap aku memanis-maniskan isi tulisan ini untukmu. Akan kutulis apa adanya.


Entahlah.
Aneh memang.
Kenapa aku bisa jatuh cinta padamu? Tak pernah bisa kutemukan alasan yang tepat untuk ini.
Mungkin waktu itu aku sedang kesepian…
Ah, tapi tidak juga. Sebelum mengenalmu,dan aku biasa-biasa saja. Bisa kubilang aku bahagia.

Mungkin waktu itu aku nggak laku?
Tentu saja bukan ini alasannya.
Waktu kau mendekatiku, ada beberapa laki-laki lain yang juga sedang mendekatiku.
Tidak bermaksud sombong ya, tapi jelek-jelek gini, aku ini cantik juga. #LOH ?

Tapi kenapa kemudian hatiku memilihmu? Nah kalau soal itu jangan tanya aku. Demi Langit aku juga tidak tahu.
Kata orang perasaan memang tidak bisa ditilik dengan logika. Dan jatuh cinta bisa dengan sangat tiba-tiba. Tanpa kita sadari. Ya semacam terhipnotislah, begitu.



Dan, ya, saat itu aku tergila-gila aroma parfummu. Aku masih ingat aromanya.
Terakhir kita bertemu, parfummu melekat erat di kulitku. Dari leher hingga telapak tangan. Berjam-jam. Lalu luntur karena aku mandi.
Tapi ajaibnya, memorimu melekat kuat di otakku.


Dear you , kenapa? Kenapa?
Kenapa kau lakukan semua yang kau lakukan itu?
Pasti tak bisa kau jawab, kan?
Atau memang tak mau kau jawab. Ya sudahlah, anggaplah aku yang sedang sial, atau mungkin sedang tidak layak bahagia. Entahlah. Lupakan. Aku tak mau lagi mencari siapa yang salah dan siapa yang benar.


bagaimana kabarmu di sana?
Sudah berapa lama kita tidak bertemu.

Kau masih sering makan di luar? Apa enaknya? Sudah tidak sehat, mahal pula.
Jika kau ijinkan, aku mau memasakkan makanan untukmu sampai nanti kita tua dan gigi-gigi kita tak kuat mengunyah lagi. Tapi kemudian aku tersadar aku sudah tidak boleh merasa seperti itu lagi. Karena kita sekarang teman, kan? Hanya teman. Seperti yang kau bilang.


 selama kita tidak bertemu, pernah tidak kau benar-benar merindukanku?
Ah, apaan sih aku ini. Harusnya nggak boleh nanya itu lagi ya? Hahaha BODOH.



Aku rasa aku akan bahagia jika kau suatu saat bisa bertemu wanita yang bisa membuatmu benar-benar jatuh cinta dan bertekuk lutut. Satu hal yang telah gagal kulakukan. Lalu dia akan mencintaimu lebih dari aku. Lalu kau tak akan kesepian lagi dan ada yang mengurusmu di sana. Lalu dia akan jadi ibu dari anak-anakmu. Sungguh, aku ingin kau bahagia. Mungkin aku akan sedikit sakit sekarang, tapi tak apa. Toh pada akhirnya aku akan baik-baik saja. :')


Ah, maaf kalau aku terlalu bawel. Harusnya tidak boleh sok menasehatimu, ya? Kan aku cuma anak kecil yang tidak tahu apa-apa, seperti yang selalu kau bilang.
Maaf. Kalau begitu lain kali carilah wanita yang sudah dewasa yang layak untuk menjadi teman berbagi pikiran denganmu.


Aku tahuterkadang kau sedang ada masalah pelik. Mungkin karena itu juga dulu kita selalu bertengkar. Aku mungkin hanya bisa menambah beban pikiran. Terlalu banyak menuntut. Seperti yang selalu kau bilang.
Maaf jika aku belum layak untuk jadi prioritas bagimu. Aku tahu kau bilang aku penting, mungkin keegoisanku yang menyebabkan aku tidak pernah merasa begitu.
mungkin wanita itu yang bisa membuatmu tenang.

Entahlah, mungkin aku berlebihan, tapi terlepas dari semua yang dikatakan orang-orang tentangmu, bagaimanapun di hati kecilku aku tidak bisa tidak peduli padamu.
Entahlah, tapi di matamu aku melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain. Akibatnya, sedikit banyak hatiku percaya padamu. Ah, mungkin cuma perasaanku. Namanya cinta, mana bisa aku berpikir dengan logika. Ah sudahlah, lupakan.


Sekali lagi, jaga dirimu baik-baik.
Terimakasih, telah pernah masuk dalam kehidupanku. Aku tidak akan menyesali setiap detik yang kulewati denganmu. Menurutku kau adalah pelajaran yang diberikan Tuhan sebagai bukti bahwa Dia sayang sekali padaku.

Sudahlah, itu saja.
Mataku bisa bengkak karena tangis kalau tulisan ini kuteruskan.

All the best,
Me.
:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar