Selasa, 02 Agustus 2011

JIWA - JIWA PATAH

detik yang kuratapi, menjepit segala ruang yang kusinggahi. beribu catatan tentang cinta dan penantian yang kualamatkan pada satu nama, telah sampai pada titik penghabisan. tak ada lagi celah untuk pengecualian.
kubiarkan kecewaku mengendap pada emosi yang membara. Membunuh rindu untuk bangkit lagi.

yang kulihat sekarang hanya  bayangan kesepian yang mencekik. mengulum warasku, tak bersisa. yang kudapati hanya jejak kenangan yang menyakitkan. kemana akan kubawa luka ini ? berlindung tak ada payung yang membentang. menangis tak ada sandaran. Aku sekarang hanya memungut serpihan cinta yang mulai menghilang ditelan waktu.

aku masih saja mengasah mimpi menjadi nyata. mendulang ilusi dengan sia - sia. mendesahkan harapan yang tiada sisa tanpa selera. Dan aku tak tahu dimana kini aku berada.

mungkinkah ada secuil kebahagiaan ketika kehampaan setia kucacah di ujung luka yang belum mengering.. hampa yang mengendus nelangsa selalu berakhir dalam genangan kecewa yang memuja sia - sia. mengais pilunya hati tanpa tahu kemana mesti mencari obatnya.

seperti menikam diri sendiri tanpa sakit menjerit. kaupagutkan hatimu pada orang lain ketika kata setia kujaga di atas pengharapan satu  satunya. tiada ingin kuakhirkan cintaku. tapi kini segalanya telah cukup untuk orang pengecut sepertimu. aku yang memulakan, aku juga yang harus meniadakan. dari tiada menjadi ada, dari ada menjadi ada. meski jerit sakitku tak berbuah tangis. jiwaku merapal duka yang meraja di atas bahagiamu. selamat tinggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar